Valentino Rossi Start Terakhir Di Valencia

Keputusan yang di ambil oleh race direction MotoGP menjatuhkan penalti tiga poin ke pebalap Movistar Yamaha, 
Valentino Rossi atas insiden Sepang 
yang melibatkan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez bukan lantaran jatuhnya Marc Marquest.

Tidak saja berhenti disini. Tiga point tersebut bahkan kemudian di akumulasi menjadi 4 point. 

Hal ini karena sebelum nya Vallentino Rossi ternyata telah mengantongi 1 point pinalti dari kasus lain di Misano, San Marino.
Satu poin penalti di Misano karena Rossi melakukan kesalahan terhadap Jorge Lorenzo saat kualifikasi. Namun hal itu terjadi setelah Rossi sudah mendapatkan pole position.

Lin Jarvis menyebut, hukuman ke Rossi dijatuhkan karena aksi Rossi memelankan motor, memepet Marquez atas tujuan membuat rivalnya itu melebar ke luar lintasan pada lap ke tujuh tersebut. Ini merupakan tindakan ilegal yang jadi dasar dijatuhkannya penalti, yang kemudian keputusan ini
lebi di kenal sebagai Sepang Clash, bukan lantaran jatuhnya Marc Marquez.

Insiden ini dimulai ketika Rossi - Marguez, Keduanya mulai bersaing sengit sejak lap ketiga. Rossi yang berusaha finis di depan Lorenzo, mendapat perlawanan dari Marquez yang meneror di belakangnya.

Hingga memasuki lap keenam, pertempuran Rossi dan Marquez kian menarik sebab dua pembalap beda generasi itu terlibat aksi salip menyalip dengan manuver yang sangat berbahaya. Hingga akhirnya di tikungan ke-14, Rossi diduga menyungkurkan Marquez.

Dalam foto yang dilansir beberapa media menyebutkan, terlihat Rossi yang sebelumnya disalip, menahan Marquez berada di posisi kirinya dengan menengok ke arah belakang. Hanya dalam hitungan detik, Marquez yang hendak menyalip tersenggol dan kemudian terjatuh.

Dengan akumulasi point penalty tersebut memang tidak berakibat pada pengurangan point Klasement yang telah di kumpulkan oleh Rossi. Hingga Race di Sepang Minggu, 25/10  kemaren Rossi telah mengoleksi 312 poin. & point lebih unggul dari Jorge Lorenzo

Pelanggaran yang di anggap di lakukan Rossi ini mengakibatkan Rossi harus start dari posisi paling akhir di seri terakhir MotoGP di Valencia, Spanyol 8 November nanti. 
Sementara itu,  klasifikasi posisi poin yang dimaksud di sini bukan berarti poin Rossi dikurangi di klasemen setelah insiden tersebut. 

Yang dimaksud poin di ini adalah poin dari rasio pelanggaran rider, yang berada pada sekala 1-10. Pelanggaran Rossi berada pada poin tiga.  
Berdasarkan regulasi, hukuman penalti 3 poin yang diterima Rossi artinya dia harus memulai start di grid belakang pada balapan Valencia. Ini sesuai regulasi MotoGP dari Article 3.2.1. FIM Road Racing World Championship Grand Prix.

Hukuman penalti di MotoGP sendiri berbeda-beda, tergantung skala poinnya. Penalti 4 poin akan membuat rider memulai balapan dari urutan terakhir, sedangkan penalti 7 poin membuat pembalap start dari pit lane.
Untuk penalti 10 poin, rider dilarang tampil untuk seri balapan berikutnya.

Dalam hal ini sampai sekarang kubu Movistar Yamaha belum angkat bicara, meskipun Rossi telah menyampaikan keberatan nya atas penalti ini,

"Saya rasa penalti ini terlalu berat. 
"Sebelumnya, saya belum pernah mendapat penalti karena normalnya saya sangat fair saat di lintasan. 
Saya melakukan kesalahan dan buat saya penalti itu sudah berat," tutur Rossi

Berita tentang keberatan Rossi atas pinalti itu mengakibatkan munculnya beberapa spekulasi yang beredar di beberapa media. Diantara nya niatan Valentino Rossi tak lagi berkiprah di ajang MotoGP tahun depan. 

The Doctor, disebutkan punya niat untuk pindah ke ajang yang lebih Garang, Menurut nya, 'real' World Superbike (WSBK). Disebutkan juga Valentino Rossi juga mengisyaratkan kemungkinan tidak akan berlomba di Valencia pada 8 November nanti.

"Kita akan lihat apakah saya akan (berlomba)," kata Valentino Rossi.

Spekulasi ini muncul diantata nya di kerenakan, menurut Rossi dengan hukuman ini ia akan sulit mewujudkan untuk menjadi juara dunia kembali 
setelah terakhir kali mencapainya pada 2009.

Valentino Rossi menganggap juara bertahan sekaligus pebalap tuan rumah,
Marc Marquez akan melakukan segala cara untuk memuluskan jalan buat Lorenzo untuk menjadi juara dunia 2015 sekaligus menggagalkan ambisi Valentino Rossi.
"Saksi tersebut sudah pasti. Mengawali lomba di posisi belakang di Valencia
 sama saja dengan menghilangkan harapan (menjadi juara)," ujar Rossi.
"Saya melakukan segala hal untuk memenangi (kembali) gelar juara ini.
 Kalah di lintasan lomba itu biasa. Cara seperti ini sangat menyakitkan," katanya.

Statement Rossi ini adalah lanjutan saat konferensi pers jelang grand prix, Philips Island, Australia Kamis (22/10/2015).

Rossi menuduh Marquez telah membantu Lorenzo meraih poin lebih banyak 
pada GP Australia di Sirkuit Phillip Island, akhir pekan kemarin. Meskipun Marquez dan Lorenzo menyangkal tuduhan tersebut.

Sementara Itu,

Penalti tiga poin ini mendatangkan cerita tersendiri di kalangan para fans dan pendukung Rossi. Dimana dalam satu dekade Era MOtoGP belakangan bahwa Rossi yang identik dengan MotoGP, dan MotoGP adalah Rossi.
Yang menghasilkan sebuah petisi penolatakn atas 3 poin Pinalti ini.

Menurut para pembuat dan penandatangan petisi ini, hukuman kepada Rossi jelas tidak adil dan terlalu berpihak.

Hukuman terhadap Rossi dinilai terlalu berlebihan karena sebelum kejadian itu,
Marquez terlihat begitu agresif menyerang Rossi dengan manuver-manuver berbahaya di setiap tikungan.

Para pembuat petisi juga menyoroti bila Race Director beralasan bahwa tidak ada peraturan yang dilanggar oleh Marquez sehingga tak ada hukuman yang diterima pebalap Spanyol tersebut, maka hal itu merupakan sebuah alasan yang konyol.

Para pembuat petisi kemudian memberikan contoh tegas. 'Apakah bila tidak ada aturan yang melarang seorang pebalap menembak pebalap lainnya dengan senjata, maka mungkinkah kalian membolehkan hal itu karena aksi itu tidak melanggar satupun peraturan yang ada?'

Karena itulah lewat petisi ini, mereka berharap hukuman penalti  pada Rossi dicabut dan hal itu juga merupakan sebuah langkah untuk mengembalikan integritas MotoGP. 
Mereka ingin Rossi mendapatkan kesempatan yang adil untuk bersaing memperebutkan titel juara dunia.

Sampai hari ini, petisi ini sudah ditandatangani oleh lebih dari 250 ribu orang. Seruan petisi ini pun sudah ditulis dalam tiga bahasa, yaitu Inggris, Italia, dan Indonesia.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Popular Items