Indonesia Tuan Rumah MotoGP 2017

Pekan ini pemegang hak komersial sekaligus penyelenggara MotoGP, 
Dorna Carmelo Ezpeleta yang merupakan CEo dari Dorna Sport, 
memberikan sebuah angin segar, sebuah janji kepada Moto Gp Indonesia,
akan mendapatkan slot sebagai tuan rumah MotoGP musim 2017. 
Dengan catatan, jika bisa memenuhi semua persiapan sebelum 
Sidang Umum Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) pada November nanti.

Dalam pertemuan dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga, 
Rabu (21/10) siang. Yang dihadiri Menpora Imam Nahrawi, 
juru bicara Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, Direktur Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto, 
dan mantan pebalap nasional Ananda Mikola.

Diharapkan agar Pemerintah Indonesia tidak ragu-ragu mengeluarkan uang demi 
bisa menjadi tuan rumah event Internasional MotoGP pada 2017 mendatang. 
Pasalnya Indonesia diklaim akan mendapat banyak keuntungan dari menggelar ajang MotoGP tertsebut.

Sementara syarat yang diantaranya diajukan Dorna, yaitu pemerintah Indonesia harus menyiapkan dana sebesar 7 juta euro 
sebagai right fee untuk menjadi tuan rumah penyelenggara MotoGP. 
Diluar dana sebesar Rp150 miliar untuk biaya merenovasi Sirkuit Sentul, Bogor, atau membuat sirkuit baru.

Karena menurut beberapa pihak menganggap bahwa jika di paksakan menggunakan sirkuit Sentul, dengan merenovasi sekalipun
tetap akan memberikan dampak yang kurang maksimal.

"Menurut saya Sentul sulit untuk menjadi tuan rumah. 
Bukan hanya karena kondisi sirkuit yang buruk, tapi akses dan fasilitas yang buruk. 
Untuk ajang balap yang kelasnya di bawah MotoGP saja untuk parkir mobil susah," ucap pecinta dan pehoby 
otomotif asal Jakarta, Donny yang sering sekali menyaksikan even otomotif di Sentul.

Berkaca dari negara tetangga yang telah berhasil melaksanakan perhelatan dunia tersebut, Seperti Malaysia Dan Singapura.

"Saya pikir, pendapatan dari investasi ke MotoGP akan jauh lebih besar daripada uang yang harus dibayar ke Dorna. 
Untuk Malaysia, kami mendapatkan pemasukan yang besar dari hak siar, 
turis ke Malaysia," menurut pengakuan Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir.
Pengusaha yang juga putra kedua mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. 


"Uang yang kami keluarkan untuk menggelar MotoGP terbilang kecil 
daripada keuntungan yang kami dapatkan," sambungnya.

Sirkuit Internasional Sepang diklaim bisa meraih pendapatan 
hingga tiga kali lipat dari modal untuk menggelar MotoGP. 
Namun, bagi Tan Sri Mokhzani ada yang lebih penting daripada sekadar meraih pendapatan yang besar.

"Yang paling penting kami berhasil menarik minat pebalap muda Malaysia. 
Jadi mereka bisa mengerti dunia balap profesional seperti apa, 
bukannya balapan di jalanan," tegas Tan Sri Mokhzani.
Dan Hal seperti ini juga bisa terjadi di Indonesia. Berapa Nyawa Generasi Muda yang bisa terselamatkan dari balapan liar
jika hal ini bisa di wujudkan.

"Jadi ini bukan hanya soal ekonomi, ada hal penting lainnya. 
Jika Indonesia punya peluang menjadi tuan rumah MotoGP, saya harap itu akan terjadi."

"Saya pikir itu ide yang bagus, karena Indonesia punya populasi yang besar. 
Sebuah populasi yang lapar akan ajang internasional. 
saya pikir itu akan bagus untuk MotoGP," ujar Tan Sri Mokhzani di ruang VIP Sirkuit Sentul, Sabtu (24/10). 

Sejak Indonesia kali terakhir menggelar MotoGP pada 1997, 
Malaysia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah ajang balap motor Grand Prix tersebut.

Tan Sri Mokhzani mengaku ingin melihat ajang MotoGP lebih berkembang di kawasan Asia Tenggara. 
Untuk itu, Tan Sri Mokhzani berharap Indonesia serius dengan rencana menjadi tuan rumah.

"Di Malaysia kami sudah memiliki MotoGP sejak lama, 
dan tidak ada negara lain di Asia Tenggara yang mendorongnya. 
Tidak ada banyak sirkuit yang memenuhi syarat untuk standar keamanan. 
Saya berharap Indonesia merencanakan ini dengan serius," ucap Tan Sri Mokhzani.

Tan Sri Mokhzani pun tidak menganggap Indonesia sebagai kompetitor MotoGP Malaysia. 
Tan Sri Mokhzani mengklaim kedua negara akan diuntungkan.

"Indonesia bukan kompetitor. Ini sangat sederhana. 
Indonesia punya populasi 250 juta penduduk. 
Sirkuit Sepang hanya bisa menampung di bawah 150 ribu penonton, jadi ini bukan kompetisi," ucap Tan Sri Mokhzani.

"Kita hanya akan meningkatkan perkembangan MotoGP di Asia Tenggara. 
Saya yakin masyarakat Malaysia ingin melihat MotoGP di Indonesia, dan juga sebaliknya. 
Komunitas ajang balap motor di Asia Tenggara sangat besar."

Wisatawan Indonesia sendiri merupakan terbanyak kedua setelah Singapura yang hadir 
di dua ajang balap bergengsi di Sirkuit Sepang: MotoGP dan Formula One (F1).


"Kami tentunya akan (lebih) memilih datang ke Sentul daripada harus ke Sepang. 
Kami yakin Indonesia bisa sukses menggelar MotoGP," ujar Salah seorang, 
WNI domisili Jakarta yang datang ke Sepang.

"Dengan antusiasme masyarakat Indonesia yang tinggi untuk MotoGP, 
pemerintah harusnya tidak perlu takut rugi. Itu belum ditambah dengan penonton dari negara lain,
Sejumlah penonton MotoGP Malaysia asal Indonesia mengungkapkan 
harapannya agar Indonesia bisa menjadi salah satu tuan rumah ajang balap motor Grand Prix tersebut

Post a Comment

Previous Post Next Post

Popular Items